Sunday 13 March 2016

Yang Papua Butuh Hari ini, di Era MEA ialah Toko Online, Jual-Beli Online, BUKAN Jalan Kereta

Cukup mengganggu karena pernyataan Jhon Yonathan Kwano, Pendiri dan Direktur PAPUAmart.com serta KCC dari Kios On untuk Tanah Papua menantang Presiden Joko Widodo bahwa yang mendesak dibutuhkan orang Papua saat ini, yang paling tepat diberikan kepada orang Papua saat ini, ialah "Toko Online, Outlet E-commerce, dan e-Tailer" persis seperti yang ditawarkan baik KiosOn.com maupun PAPUAmart.com

Kata Kwano,
Presiden Joko Widodo boleh katakan jalur kereta api sebagai sebuah terobosan penting untuk Tanah Papua, tetapi saya berani menantang dan katakan, itu salah. Yang terpenting dan merupakan terobosan baru yang dibutuhkan orang Papua, untuk kondisi di Tanah Papua saat ini ialah outlet-outlet, titi-titik, dan counter-counter jual-beli Online. Presiden Jokowi masih berpikir sama dengan pola pemikiran sebelum era Internet. Yang harus kita anggap sebagai terobosan di era ini ialah produk-produk yang terkait dengan Information Technology.

Masih diteruskan oleh Jhon Yonathan Kwano,
Pada era pascamodern ini bukan zamannya lagi bicara tentang isolasi daerah dan ketinggalan daerah dengan ukuran ketersediaan infrastruktur seperti jalan raya,  lapangan terbang dan kereta api. Kita sudah ada di era pascamodern yang mengandalkan IT. Yang dibutuhkan orang Papua ialah bagaimana caranya ia bisa beli barang yang dijual di Jakarta, dengan harga Jakarta, dan barang yang dibeli dengan harga pabrik itu diantar ke tempa tinggalnya, tidak harus lewat kereta api, tidak harus dengan kapal laut, tetapi dengan Lion Air saja sudah cukup cepat dan murah.
Dengan menyesal, Kwano melanjutkan
Hampir seratus persen kampung di Tanah Papua punya lapangan terbang. Mengapa harus tebang pohon, gali tanah, lubangi gunung, cemari air, bunuh makhluk lain untuk alasan bangun infrastruktur di Tanah Papua? Ini Tanah Firdaus, jangan dengan alasan pembangunan kita merusak alam seperti yang sudah terjadi di Jawa. Orang Papua cukup diberi fasilitas IT, dan dibuat mengenal IT sehingga kita bisa jual barang dari kampung, bahkan dari dusun hutan pun kita bisa naikkan produk kita, dan bisa juga kita beli produk di Surabaya dari kampung terpencil. Itu baru terobosan baru. Kalau perbuatan menggali perut bumi, merusak sungai dan membunuh makhluk, menebang kayu atas nama pembangunan itu bukan lagi terobosan tetapi perbuatan mengulangi kesalahan paradigma generasi abad ke-19.
Selanjutnya Jhon Kwano sangat berharap Joko Widodo mendukung program sosialisasi produk Kios On di Tanah Papua, sehingga dapat menrunkan harga dan dapat membeli dengan harga pabrik langsung dari Tanah Papua.

Jhon Kwano juga menjelaskan di Tanah Papua ada Kios KKlingkar.com di kampung-kampug dan minimarket PAPUAmart.com di jalan-jalan protokol. Kedua tempat inilah menjadi pusat koordinasi, pendidikan dan peyebar-luasaan produk KiosOn.com.

Lebih keras lagi, Jhon Kwano malah menyebut
Kalau maru merusak alam Papua yang disebut surga kecil yang jatuh ke Bumi, bilang saja terus-terang begitu, jangan pakai alasan pembangunan. Jangan pakai alasan untuk orang Papua. Orang Papua dari dulu tidak butuh jalan kereta api. Orang Papua hari ini, apalagi tidak butuh jalan kereta api. Saya sebagai orang Papua, saya butuh penguasaan IT, dan terutama netpreneurship, karena dengan inilah baik budaya dan keindahan Alam Papua akan terjaga, dan pada saat yang sama semua kebutuhan akan disediakan dengan harga terjangkau. 
Yang kita butuh di Papua ialah murah dan cepat. Dan itu sanggup dihadirkan oleh produk seperti yang disediakan oleh KiosOn.com dan PAPUAmart.com, Itu saja sudah cukup. Tidak usah tebang pohon. Manusia harus punya rasa malu, hanya dengan alasan pembangunan selalu pohon dan tumubhan, hewan dan Bumi menjadi korban dari kita. 
Ini eranya kita lakukan revolusi mental, dengan merombak paradigma berpikir kita tentang pembangunan, dari paradigma pembunuhan makhluk lain hanya untuk pentingan ekonomi manusia kepada paradigma pascamodern, yaitu yang lebih holistik, mengedepankan keseimbangan daripada kesinambungan hidup manusia semata.
Sebagai bagian dari revolusi mental / Nawa Cita Joko Widodo: paradigma hancurkan alam untuk manusia juga harus dibolak-balik.  

Monday 15 February 2016

KiosOn Papua sudah beroperasi di Tanah Papua

Kami umumkan kepada semua pihak, di manapun Anda berada, behwa sebuah produk dengan peralatan dan konsep bisnis baru telah hadir di Tanah Papua, yaitu Kios Online, disingkat KiosOn.com

PAPUAmart.com yang pertama-tama didirikan di Yogyakarta sebagai sebuah Toko Online pertama untuk Tanah Papua pada tahun 2013, kini bekerjasama dengan KiosOn.com menghadirkan produk Online di outlet minimarket PAPUAmart.com dan Kios-Kios KKlingkar.com sebagai jaringan entrepreneurship di Tanah Papua.

Kios On membantu semua kios dan toko yang ada di seluruh Indonesia, dan secara khusus lewat PAPUAmart.com untuk toko dan kios di Tanah Papua untuk menjual produk-produk yang ada di seluruh Indonesia, dengan harga lokal, ditambah ongkos kirim dan biaya administrasi.

Setiap outlet dilengkapi dengan sebuah Telepon Genggam dengan merek KiosOn tertulis di belakangnya sebagai merek HP dimaksud dan di dalamnya sudah di-instalasi program untuk berjualan, atau dalam istilah KiosOn disebut E-Tailer.

Untuk Tanah Papua kami persembahkan HP sekaligus dengan Saldo Rp.500.000,- yang sudah di-top-up/ deposit oleh PAPUAmart.com dan dijual dengan harga terjangkau.

Untuk memiliki mesin penjualan produk secara e-Tailer ini, silahkan hubungi: papuamart@yahoo.com; dan telepon: 082210183000

Monday 8 February 2016

Bank Sinarmas Gandeng Kioson Jadi Agen Laku Pandai

Eko Nordiansyah - 07 Januari 2016 19:23 WIB Metrotvnews.com, Jakarta: PT Bank Sinarmas

Tbk (BSIM) bekerja sama dengan menggandeng PT Kioson Komersial Indonesia (Kioson) untuk menjadi agen Laku Pandai. Kerja sama ini menunjukan dukungan program pemerintah untuk meningkatkan layanan keuangan kepada masyarakat agar mendapatkan akses layanan perbankan dengan lebih mudah.

Direktur Retail Banking BSIM Soejanto Soetjijo mengatakan, kesadaran masyarakat dalam penggunaan layanan perbankan masih rendah. Hal ini terjadi akibat beragam persepsi masyarakat yang antara lainnya adalah jarak kantor bank yang jauh, keterbatasan waktu, dan prosedur yang sulit.

"Melalui Program Laku Pandai BSIM, kami akan memperkenalkan kepada masyarakat bahwa layanan perbankan sekarang dapat mereka jangkau dengan sangat mudah, cukup dengan mendatangi agen laku pandai terdekat," ujar Soejanto, dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Kamis (7/1/2016).

Bank Sinarmas Gandeng Kioson Salurkan Laku Pandai

Jumat, 08 Januari 2016, 04:13 WIB, Rep: Binti Sholikah/ Red: Julkifli Marbun

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – PT Bank Sinarmas Tbk (BSIM) menjalin kerjasama dengan PT Kioson Komersial Indonesia sebagai mitra untuk menjadi agen laku pandai BSIM. Kerjasama tersebut melanjutkan komitmen perusahaan dalam mendukung program Pemerintah untuk meningkatkan layanan keuangan kepada masyarakat agar masyarakat dapat menjangkau akses layanan perbankan dengan lebih mudah.

Peresmian kerjasama antara BSIM dan Kioson ditandai dengan penandatanganan MoU dan pertukaran plakat antara Direktur BSIM, Soejanto Soetjijo, bersama Founder Kioson, Roby Tan, di Magelang, Kamis (7/1).

Direktur Retail Banking BSIM, Soejanto Soetjijo, mengatakan, kesadaran masyarakat dalam penggunaan layanan perbankan masih rendah. Hal itu dikarenakan beragam persepsi masyarakat, antara lain jarak kantor bank yang jauh, keterbatasan waktu, dan prosedur yang sulit.

"Melalui program laku pandai BSIM, kami akan memperkenalkan kepada masyarakat bahwa layanan perbankan sekarang dapat mereka jangkau dengan sangat mudah, cukup dengan mendatangi agen laku pandai terdekat," jelasnya dalam keterangan resmi, Kamis (7/1).  

Program Laku pandai diluncurkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk penyediaan layanan perbankan dan atau layanan keuangan lainnya yang didukung oleh penggunaan sarana teknologi informasi. Dalam implementasinya, Laku Pandai membutuhkan peranan agen yang akan bekerja sama dengan bank penyelenggara baik secara perorangan atau berbadan hukum.

Untuk dapat mencapai target agen laku pandai, lanjutnya, BSIM menggandeng pihak ketiga yaitu Kioson, perusahaan yang bergerak di bidang E-commerce yang menggandeng para pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).

Soejanto menyatakan, dalam kerjasama tersebut, BSIM akan mengoptimalkan agen-agen Kioson sebagai agen laku pandai BSIM. Sebaliknya agen-agen laku pandai BSIM kelak dapat menjadi agen Kioson.

Kerjasama tersebut diharapkan dapat menunjang bisnis para agen seiring bertambahnya produk dan layanan yang dapat dijual kepada masyarakat dan akan memberikan potensi penambahan pendapatan bagi para agen.

Dengan keberadaan agen laku pandai dan Kioson, masyarakat akan lebih mudah melakukan transaksi perbankan seperti setor tunai, tarik tunai dan transfer antar rekening. Transaksi tersebut memanfaatkan fasilitas yang dimiliki oleh Kioson seperti untuk pembayaran tagihan telepon, pembelian pulsa isi ulang, pembayaran tagihan internet, telpon, listrik, pembayaran TV kabel, pembayaran tagihan asuransi, pembelian tiket pesawat online), serta melakukan transaksi beragam produk belanja daring di laman e-commerce Kioson melalui agen-agen Kioson dan agen-agen Laku Pandai yang telah lulus uji ketuntasan.

"Bank Sinarmas nantinya akan membukakan Rekening Simas BSA (Basic Saving Account) kepada agen-agen yang ditunjuk untuk memudahkan proses transaksi keuangan," ucap Soejanto.  

CEO Kioson, Jasin Halim, menyatakan optimistis kerjasama BSIM dengan Kioson tersebut akan memfasilitasi masyarakat dalam memudahkan bertransaksi secara digital dan online. Terlebih dengan tingginya mobilitas masyarakat saat ini. Dengan adanya program kerjasama ini, masyarakat diharapkab lebih mudah melakukan transaksi keuangan di manapun dan kapanpun, melalui agen-agen Kioson.

"Layanan Laku Pandai BSIM telah tersedia di agen-agen Kioson dengan pilihan berbagai transaksi sesuai kebutuhan, yang semakin memperkuat dan melengkapi produk yang sudah dimiliki, baik oleh BSIM maupun Kioson," ungkap Jasin Halim.

Begini Cara Jadi Agen Laku Pandai

Muhammad Idris - detikfinance
Jumat, 08/01/2016 17:07 WIB

Magelang -Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menargetkan bisa menambah hingga 300.000 agen Layanan Keuangan Tanpa Kantor dalam rangka Keuangan Inklusif (Laku Pandai).

Saat ini, baru 8 bank yang jadi penyelenggara Laku Pandai, dan diharapkan bisa bertambah 17 bank dalam waktu dekat.

Head of Micro Banking PT Bank Sinarmas Tbk, Muktiono Wibowo mengatakan, tak sulit menjadi agen Laku Pandai.

Syarat utama menjadi agen adalah sudah menjadi nasabah simpanan/tabungan reguler di bank tempat calon agen mendaftar.

"Asal dia sudah jadi nasabah, masing-masing berbeda kebijakan. Kalau Sinarmas paling tidak memiliki simpanan minimal Rp 1 juta," jelas Muktiono kepada detikFinance ditemui di peresmian Laku Pandai, Simpanan Pelajar, dan Asuransi Mikro Sinarmas di Terminal Tegalrejo, Magelang, Jawa Tengah, Jumat (8/1/2016).

Dia melanjutkan, syarat tambahan lainnya, calon agen harus memiliki lokasi yang representatif untuk menjalankan Laku Pandai.

Lokasi tersebut bisa berupa warung, tempat laundry, tempat penjualan pulsa, bengkel, dan tempat usaha lainnya.

"Prosesnya tidak lama, kalau sudah terpenuhi nanti harus siapkan perangkat telepon pintar untuk aplikasi yang mengelola penarikan, setoran, cek transaksi, cek saldo dan lainnya dari nasabah," terang dia.

Muktiono melanjutkan, pihaknya juga mempersilakan jika agen Laku Pandai ingin 'nyambi' jadi agen asuransi sekaligus.

Namun, hal tersebut bergantung kebijakan dan produk yang disertakan bank dalam Laku Pandai.

Pada agen Laku Pandai di Bank Sinarmas sendiri, sambungnya, agen tak hanya menjual produk simpanan Laku Pandai, tapi juga jadi corong penjualan asuransi mikro, hingga tabungan pelajar.

Sebagai informasi, hingga akhir 2015, sudah terdapat 8 bank yang telah mengeluarkan produk Laku Pandai yaitu Bank BRI, Bank Mandiri, Bank BTPN, Bank BCA, Bank BTN, Bank BNI, BRI Syariah, BPD Kaltim, dan Bank Sinarmas.

Hingga November 2015, implementasi Laku Pandai yang telah didukung oleh 24.865 agen berhasil menjaring 1.094.362 nasabah serta mengumpulkan dana pihak ketiga sebanyak Rp 41,3 miliar.


(drk/drk)

Monday 11 January 2016

Selain Tabungan, Agen Laku Pandai Bisa Jualan Asuransi Mikro

Muhammad Idris - detikfinance, Jumat, 08/01/2016 11:08 WIB

Magelang -Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus menambah agen Layanan Keuangan Tanpa Kantor Dalam Rangka Keuangan (Laku Pandai). Jumlah agen saat ini sebanyak 30.000 orang, dan ditargetkan menjadi 300.000 orang pada tahun ini.

Ketua OJK Muliaman Hadad mengungkapkan, agen Laku Pandai tak hanya bisa mengajak masyarakat memiliki tabungan saja, melainkan juga jualan jasa keuangan lainnya seperti asuransi.

"Untuk produk Laku Mikro, masyarakat juga dimungkinkan untuk dapat membeli produk keuangan mikro lainnya seperti asuransi mikro," ujarnya ditemui di acara peresmian Laku Pandai Bank Sinarmas, di Terminal Tegalrejo, Magelang, Jawa Tengah, Jumat (8/1/2016).

Menurut Muliaman, agen Laku Pandai dapat menambah pendapatan selain menawarkan tabungan.

"Individu-individu kaya warung, bidan, penjual vocher pulsa bisa jadi agen penjual asuransi mikro," ungkapnya.

Asuransi mikro, kata Muliaman, memiliki nilai premi yang sangat rendah. Rendahnya nilai tanggungan ini membuat tak banyak perusahaan asuransi menjual asuransi mikro.

Sehingga tanpa kantor cabang, Laku Pandai bisa jadi terobosan baru menekan biaya operasional dalam penjualan asuransi, sekaligus menjangkau pedesaan terpencil.

"Asuransi mikro ini diharapkan dapat membantu masyarakat kecil bertahan saat menghadapi risiko-risiko yang berpengaruh terhadap kelangsungan penghasilannya, seperti saat sakit, terkena bencana alam, dan kematian anggota keluarganya," terang dia.

"Program Laku Pandai, Laku Mikro dan Simpel (simpanan pelajar) ini diharapkan tidak hanya meningkatkan tingkat literasi keuangan masyarakat, tapi juga menjadi katalisator aktivitas ekonomi masyarakat daerah dan mendorong pemerataan pembangunan," tambah Muliaman.

(hns/hns)

Friday 8 January 2016

Mau Penghasilan Tambahan? Bisa Gabung Jadi Agen Laku Pandai

Muhammad Idris - detikfinance, Jumat, 08/01/2016 15:35 WIB

Mau Penghasilan Tambahan? Bisa Gabung Jadi Agen Laku PandaiFoto: Idris - detikFinance
Magelang -Untuk mendongkrak tingkat literasi keuangan yang masih rendah, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus berupaya menambah agen Layanan Keuangan Tanpa Kantor dalam rangka Keuangan Inklusif (Laku Pandai).

Ketua Dewan Komisioner OJK, Muliaman Hadad mengungkapkan, saat ini jumlah agen Laku Pandai sekitar 30.000 orang, dan ditargetkan menjadi 300.000 orang pada tahun ini. Berbagai cara ditempuh untuk melipatgandakan agen Laku Pandai.

"(Agen) terbuka bagi siapa saja, asal dia sudah jadi nasabah bank. Individual bisa, pensiunan polisi bisa, warung kecil, toko kecil bisa, penjual pulsa bisa, sampai bidan dia bisa jadi agen," kata Muliaman ditemui usai meresmikan Laku Pandai, Simpanan Pelajar, dan Asuransi Mikro di Terminal Tegalrejo, Magelang, Jawa Tengah, Jumat (8/1/2016).

Dia melanjutkan, menjadi agen Laku Pandai bisa dijadikan sebagai penghasilan tambahan, sekaligus membantu tetangga lingkungan terdekat mengakses produk jasa keuangan.

"Dari agen bisa menambah penghasilan dari setiap fee setoran dan penarikan uang. Masyarakat juga jadi pihak yang diuntungkan karena tak perlu jauh-jauh ke kota, sementara agen tidak digaji tapi dapat fee dari bank," pungkasnya.

Sebagai informasi, hingga akhir 2015, sudah terdapat 8 (delapan) bank yang telah mengeluarkan produk Laku Pandai yaitu Bank BRI, Bank Mandiri, Bank BTPN, Bank BCA, Bank BTN, Bank BNI, BRI Syariah dan BPD Kaltim.

Data sampai November 2015, implementasi Laku Pandai yang telah didukung oleh 24.865 agen berhasil menjaring 1.094.362 nasabah serta mengumpulkan dana pihak ketiga sebanyak Rp 41,3 miliar.

(drk/drk)